Meluruskan Sejarah Peringatan Hari Ibu

Desember 23, 2013, by iBeth



Nampaknya sukar sekali untuk meluruskan sejarah bahwa Hari Ibu Indonesia 22 Desember, adalah untuk memperingati Kongres Perempuan pertama 22 Des 1928 di Yogyakarta.
Bukan untuk memperingati jasa dan pengorbanan ibu dalam ranah domestik... 
Bahkan partai politik yang pemimpinnya perempuan membuat iklan yang salah tentang Hari Ibu.

Perjuangan perempuan Indonesia pada tahun 1900-an adalah untuk merebut kemerdekaan, membebaskan perempuan dari kemiskinan, perbudakan perempuan, kawin paksa, dll, dan mempromosikan hak pendidikan dan kesehatan agar para ibu tidak mati karena melahirkan, dsb. 

Para perempuan menghimpun diri dalam berbagai organisasi, dan mereka juga memperjuangkan hak politik perempuan dengan mengirim mosi kepada pemerintah Belanda untuk mendapat persamaan kedudukan di muka hukum. Mosi penting berikutnya diajukan untuk memperjuangkan hak pilih dalam pemilihan Dewan Kota (tahun-tahunnya saya lupa). Dugaan saya itu sebabnya Konstitusi kita pasal 28 bunyinya adalah “persamaan di muka hukum”, dan perempuan boleh ikut dalam pemilu pertama 1955.... Berkat perjuangan kaum perempuan. 

Mengingat jasa perempuan dalam merebut kemerdekaan itu, ketua Mahkamah Agung Indonesia pertama, Mr Wiryono Projodikoro selalu memenangkan perempuan yang berperkara waris di MA, dan meruntuhkan hukum adat dan kebiasaan yang merugikan perempuan dalam mengakses harta waris. Meskipun untuk itu ia berhadapan dengan banyak hakim pengadilan di bawahnya, terutama hakim adat dan hakim agama yang menentangnya. 

Catatan lain, ternyata hal-hal yang diperjuangkan perempuan Indonesia pada Kongres Perempuan pertama, masih tetap sama dengan hari ini. Artinya masalah yang dihadapi perempuan Indonesia masih sama sejak sebelum kemerdekaan sampai hari ini: angka kematian ibu tinggi, kemiskinan perempuan, perdagangan perempuan, kekerasan domestik, kekerasan seksual... 

Ayo luruskan sejarah...
Barangkali kerena kekeliruan pemaknaan hari ibu itu, kita harus merayakan hari ibu tahun ini dengan hati sedih. Beberapa perempuan yang diberi amanah jabatan publik yang penting, telah menyalahgunakannya. Mereka adalah yang justru menjadi anggota DPR, Deputi Bank Indonesia, Gubernur, dsb...dan harus mendekam di tahanan KPK karenanya. 
Rupanya semangat dan nilai perjuangan yang digagas oleh The FOUNDING MOTHERS tidak dihayati oleh para perempuan ini. 

Terimakasih kepada para pahlawan dan pejuang perempuan Indonesia pendahulu kita.
Selamat hari ibu bagi kawan-kawan gerakan perempuan masa kini.
Selamat mempertahankan KONSTITUSI dan kehidupan bernegara dengan kebhinekaan dan penghormatan kepada keragaman.

1 komentar

Instagram

Popular Posts

Like us on Facebook

About us